Bandungheurin ku tangtung Nyeri hate ningali nepi ka pundung Bandung heurin ku tangtung Kamana citra Bandung nu agung? Bandung heurin ku tangtung Kumaha meh teu leuwih buntung?-sabada maos Bandung janten kota terkotor Foto : PR. Diserat ku Wanita Sunda Antar Benua @ 3:18 AM |
LirikKawih SUNDA: Balebat Balebat Bandung heurin ku tangtung Bagja teumeun timeuteuneun dina wanci.. Anu asri nu rumuntang geus kasawang Meureun rek nyungsi pasini Pasini anu bihari Anu kungsi teupung-lawung Teupung-lawung anu munggaran Pateupung teuteup jeung asih Kiwari mangsana datang Anu lawas kapiati Bray geura beurang
Lembang Kiwari Heurin ku Tangtung" Oktober 4, 2018 Oktober 4, 2018 oleh Redaksi JabarPos - 1.859 views Jabarpos.com, Lembang , ngaran desa Jeung kacamatan nu aya di Kabupaten Bandung Barat.
AyoBandung Tag. Ayo Bandung Tag Sabtu, 18 Desember 2021; Network. Ayo Banten # heurin ku tangtung. Unik Link Download MP3 Kapan Lagi Ku Tulis Untukmu by Jikustik, Viral di TikTok Arya Saloka Jadi Korban Lagu 'Terima Kasih Luka Ini Sekian Ku Pamit Pergi', Netizen Klepek-klepek Selasa, 26 Oktober 2021 | 10:50 WIB. Artis Chord Gitar
heurin ku tangtung. Terpopuler. 1. Video Detik-detik Evakuasi Kecelakaan Vanessa Angel di Tol Jombang. 2. Kronologi Kecelakaan Vanessa Angel dan Suami di Tol Jombang, Begini Penjelasan Polisi. 3. Jl. Terusan Halimun No. 50 Bandung +62 (22) 73517371 & 73513312 . Bandung Raya. Umum. Persib. Olahraga.
SEJARAHKOTA BANDUNG DARI "BERGDESSA" (DESA UDIK) MENJADI BANDUNG "HEURIN KU TANGTUNG" (METROPOLITAN) Abstrak Bandung merupakan sebuah kota yang mempunyai alur sejarah yang sangat panjang, wilayah yang asalnya hanya sebuah Bergdessa âdesa udik yang sunyi sepi yang terdiri dari 25 sampai 30 rumahâ. Apabila dari satu rumah terdiri
SejarahKota Bandung dari" Bergdessa"(Desa Udik) Menjadi Bandung" Heurin Ku Tangtung"(Metropolitan) Kearifan Lokal Masyarakat Jatigede Dalam Pengobatan Tradisional: Pandangan Orientalis terhadap Identitas dan Isu Politik Tokoh Perempuan dalam Putri Cina: Perkembangan Zine di Bandung: Media Informasi Komunitas Musik Bawahtanah (1995-2012)
cuw8bJ6. Daya dukung lingkungan di Cekungan Bandung semakin tidak ideal. Hutan tersisa hanya ada di Tahura Djuanda yang dibangun Belanda 107 tahun silam Bencana hidrometeorologi, terutama banjir mengepung wilayah sekitar Cekungan Bandung. Limpas air hujan yang tak tertampung di Dusun Pasir Jati, Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Minggu [10/2/2019], menyebabkan tiga warga meninggal dunia Bandung sedang mengalami ketimpangan perencanaan kota. Selain pembangunan tak terkendali di kawasan Bandung utara, kini pembangunan merangsek ke wilayah timur yang menjadi titik terendah di Cekungan Bandung Kota Bandung yang semula didesain oleh Thomas Karsten untuk sekitar penduduk, kini harus menampung warga sebanyak 2,4 juta jiwa. Kepadatan rata-rata, 150 jiwa per hektar Daya dukung lingkungan di Cekungan Bandung memburuk. Kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara [KBU] seluas hektar ini mengalami degradasi hebat akibat alih fungsi dan tata guna lahan tak beraturan. Tata wilayah KBU yang awalnya didesain untuk permukiman tumbuh tak terkendali, disesaki pembangunan properti dan pertumbuhan kota yang menyebabkan daerah resapan air berkurang. Mengutip Harianto Kunto dalam buku Wajah Bandung Tempo Doeloe, dituliskan bila Bandung yang dikelilingi gunung suatu saat bakal heurin ku tangtung. Bandung akan sulit berdiri karena kepadatan penduduknya. Ramalan itu sedang terjadi. Hutan tersisa di Cekungan Bandung hanya ada di Tahura Djuanda yang dibangun Belanda 107 tahun silam. Tahura seluas 500 hektar ini menjadi satu-satunya paru-paru kota saat ini. Baca Pembangunan Kota yang Tak Selalu Indah di Mata Kondisi permukiman yang tidak tertata tampak jelas di wilayah Bandung menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Sebagaimana diberitakan Mongabay sebelumnya, Dosen Sekolah Arsitektur dan Perencanaan Kota Institut Teknologi Bandung [ITB], Denny Zulkaidi, berpendapat, lambatnya penguasa kota merespon pertumbuhan kota, kian menegaskan ketidakseriusan dalam mengimplementasikan Rencana Tata Ruang Wilayah [RTRW] sebagai acuan pembangunan. Dia mencontohkan, Kota Bandung yang semula didesain oleh Thomas Karsten untuk sekitar penduduk, kini harus menampung warga sebanyak 2,4 juta jiwa. Kepadatan rata-rata, 150 jiwa per hektar. Pada zaman penjajahan, Bandung memang secara resmi didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, dibawah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada 1810. Daendels semasa menjabat, memerintahkan perencanaan Kota Bandung mengikuti pola kota-kota Eropa. Diawali pemindahan Bandung ke utara sejauh 11 kilometer, diapit Jalan Raya Pos dan Sungai Cikapundung. Baca Kawasan Cekungan Bandung Makin Sering Banjir. Ada Apa? Banjir di Dusun Pasir Jati, Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Minggu [10/2/2019], menyebabkan tiga warga meninggal dunia. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Terkait permukiman, Daendels membagi dua wilayah. Kawasan utara untuk permukiman bangsawan dan selatan bagi pribumi dengan titik tengah pendopo dan alun-alun. Demi mendukung iklim Bandung yang sejuk kala itu, Pemerintah Kolonial turut merancang juga taman. Mengutip tulisan pegiat literatur Zaky Yamani, sejak zaman kolonial, pembagian utara-selatan Bandung, bukan semata orang Eropa dan pribumi. Tapi juga bentuk pembagian kelas sosial dan citra. Melompat ke era kemerdekaan sampai hari ini, pembagian utara-selatan masih terjadi dan dipertahankan. Kawasan utara masih identik permukiman elite, pembangunan dan tata kotanya mengikuti pola kolonial. Terus dipercantik dengan beragam fasilitas. Sementara kawasan selatan semakin sumpek karena jadi wilayah industri dan belakangan sebagai permukiman untuk warga kelas menengah. Baca Perlahan, Air Bersih Menjauhi Masyarakat Bandung Alih fungsi lahan dan tata guna lahan tak beraturan merupakan aktivitas yang mengundang datangnya bencana banjir dan tanah longsor. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Melupakan sejarah Anggota kelompok riset Cekungan Bandung, T Bachtiar mengatakan, Bandung sedang mengalami ketimpangan perencanaan kota. Menurutnya, kecenderungan tata kota ini kian tidak jelas arah karena lemahnya perencanaan. Selain pembangunan tak terkendali di kawasan utara, kini pembangunan kota terus merangsek ke wilayah timur yang menjadi titik terendah di Cekungan Bandung. Masalahnya, minimnya perencanana berimbas pada alih fungsi lahan di kawasan penangkap air. Padahal, kata dia, berdasarkan toponomi di Cekungan Bandung berkaitan dengan kearifan lokal yang merujuk pada topografi atau geomorfologi. Semisal, nama yang diawali kata ârancaâ menjadi penanda bahwa dulunya daerah yang dimaksud merupakan tanah basah atau rawa. âSebetulnya, Belanda sudah memetakan tata ruang Bandung berdasarkan kajian geologinya. Termasuk menentukan wilayah-wilayah yang tidak dibangun seperti resapan air. Tetapi tampaknya itu sudah dilabrak,â tuturnya. Kota Bandung yang semula didesain oleh Thomas Karsten untuk sekitar penduduk, kini harus menampung warga sebanyak 2,4 juta jiwa. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Persoalan Bencana hidrometeorologi, utamanya banjir mengepung wilayah sekitar Cekungan Bandung. Air hujan yang tak tertampung di Dusun Pasir Jati, Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Minggu [10/2/2019], menyebabkan tiga warga meninggal dunia. âSelama tujuh tahun tinggal di sini, banjir disertai lumpur baru pertama kali terjadi. Air limpasan begitu deras hingga menjebol tanggul sungai yang sempit. Saya rasa salah satu penyebabnya adalah banyaknya perumahan baru yang dibangun,â ujar Eva Ningsih [44] yang sebagian rumahnya hancur diterjang banjir bandang. Perumahan tersebut berjarak sekitar satu kilometer dari KBU. Sekitar 10 kilometer dari Kecamatan Cilengkrang, kejadian serupa pernah terjadi di Cicaheum awal 2018. Puluhan rumah terendam banjir dan lumpur. Banyak masyarakat ingin pindah. Penyebabnya, diduga sama. Kawasan resapan dan ruang terbuka hijau di Bandung utara berkurang. Tanggul sungai jebol karena tak mampu menahan debit air yang besar serta tingginya erosi dan sedimentasi. Di hubungi terpisah, Kepala Balai Pengelola Tahura Djuanda Lianda Lubis menuturkan, ada rencana perluasan tahura. Sesungguhnya, wacana itu pernah digulirkan sejak 2008, akan tetapi hingga saat ini belum terealisasi. âHutan tersisa di KBU hanya di tahura, sangat kecil. Diusulkan penambahan hektar. Jika berhasil, langkah selanjutnya reboisasi. Tetapi perlu 10 â 15 tahun untuk menghutankan kembali kawasan yang sudah kritis,â paparnya. Keberadaan tahura yang bisa mencegah erosi dan banjir, sebagai daerah resapan air dan sumber hayati, bukan tanpa gangguan. Kawasan perbukitan di sekitar wilayah tersebut telah ada setumpuk izin pembangunan perumahan, hotel, restoran, dan lain-lain. Catatan Walhi Jabar memperkirakan 70 persen kawasan Bandung utara sudah berubah menjadi hutan beton. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Menurut catatan Wahana Lingkungan Hidup [Walhi] Jabar, kawasan 750 meter di atas permukaan laut itu dikuasai 350 izin pembangunan properti dan areal komersil yang dikeluarkan pemerintah kota/kabupaten. Ada yang sudah dibangun, tetapi izin belum ada. Dilihat dari sisi peraturan tertulis, KBU sudah ditetapkan sebagai lahan konservasi melalui Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 35 Tahun 1998, dan Surat Keputusan Gubernur Jabar Nomor Masih ada lagi, Peraturan Daerah Provinsi Jabar Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Kewenangan pengawasan KBU ada di Pemprov Jabar. Proses rekomendasi KBU merupakan prasyarat mendapatkan IMB dari kabupaten/kota Syarat utama adalah koefisien dasar bangunan 20-80, yaitu 20 persen untuk bangunan dan 80 persen untuk penghijauan. Bangunan itu termasuk gedung dan jalan. Makin ke wilayah atas KBU, porsi bangunan makin kecil. Walaupun sederet peraturan untuk melindungi kawasan konservasi itu sudah dibuat, catatan Walhi Jabar memperkirakan 70 persen kawasan Bandung utara sudah berubah menjadi hutan beton. Data Dinas Lingkungan Hidup Jabar mencatat, ada 42 objek bangunan tak berizin berdiri di atas tanah negara dan 32 objek bangunan lain di lahan pribadi. Hutan tersisa di Kawasan Bandung Utara hanya di Tahura Djuanda. Secara luasan sangat kecil, maka diusulkan penambahan hektar. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Berdasarkan Sistem Informasi Pemanfaatan Tata Ruang [Sifataru], Cekungan Bandung merupakan wilayah topografi berbentuk cekungan dengan luas kurang lebih hektar. Bagian terendahnya merupakan dataran seluas hektar dengan ketinggian 650 m hingga 700 m di atas muka laut. Cekungan Bandung dikelilingi banyak gunung dengan yang tingginya mencapai m di atas muka laut. Wilayah perencanaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung secara administratif meliputi 5 [lima] wilayah administrasi, yaitu Kabupaten Bandung [ ha], Kabupaten Bandung Barat [ ha], sebagian Kabupaten Sumedang [Kecamatan Cimanggung, Tanjungsari, Sukasari, Jatinangor, Rancakalong, dan Pamulihan] seluas ha, Kota Cimahi [ ha], dan Kota Bandung [ ha] sebagai kota inti. Artikel yang diterbitkan oleh
LENGKONG, heurin ku tangtung.â Begitu pepatah leluhur orang Sunda menyatakan uga atau ramalan tentang Kota Bandung. Ungkapan tersebut menggambarkan kondisi Kota Bandung yang sesak akan âkehidupanâ. Tahun 2011, Pakar Budaya Sunda, Nandang Rusnandar mengatakan, kata âtangtungâ bukan hanya berarti manusia yang sedang berdiri, tetapi juga dimaknai dengan bangunan fisik seperti gedung dan bangunan serta hal-hal abstrak, seperti ideologi, kehendak, dan budaya. Ramalan itu nampaknya memang sedang terjadi di Kota Bandung saat ini. Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, rancangan pembangunan Bandung pada masa Hindia Belanda hanya mampu mengakomodasi penduduk. Namun kini, jumlah penduduk yang tercatat oleh Pemerintah Kota Bandung telah mencapai 2,4 juta orang. âItu data yang tercatat, kita biasa sebut dengan data penduduk di malam hari. Sedangkan siang hari bisa mencapai 3,4 juta jiwa karena orang dari luar daerah banyak bekerja di Kota Bandung, itu juga belum termasuk wisatawan,â tutur Ema saat membuka Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Bandung di Grand Tjokro Hotel Bandung, Senin 25/11/2019. AYO BACA 12 Sekolah Jadi Pilot Project Program Pemeliharaan Ayam Bahkan, lanjut Ema, 2,4 juta penduduk di malam hari pun belum sepenuhnya terakomodasi di administrasi kependudukan. Pasalnya, banyak warga non penduduk yang juga tinggal dan menetap di Kota Bandung, misalnya mahasiswa. âDi kita itu banyak mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi, mulai dari UPI sampai UIN di Cibiru. Belum kampus swasta, pegawai BUMN, polisi, dan TNI yang juga bertugas di Kota Bandung. Mereka juga adalah penduduk yang harus kita fasilitasi kebutuhan hidupnya di kota ini. Karena bicara kependudukan tidak lagi bicara asal administratif,â beber Ema. Hal tersebut terjadi karena pesatnya pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung. Banyaknya perguruan tinggi menjadikan Bandung sebagai tujuan belajar mahasiswa se-Indonesia. Bandung juga telah menjadi destinasi wisata, dan âmelting potâ yang menumbuhkan peradaban baru sehingga berduyun-duyun orang datang dan menetap di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini. Oleh karena itu, Ema meminta Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DPPKB Kota Bandung agar âgrand desainâ pengelolaan kepedudukan bukan lagi sekadar tentang pemerintah mengatur administrasi kelahiran dan kematian penduduk. Lebih jauh adalah agar Pemkot Bandung bisa mengendalikan pertumbuhan penduduk. Sehingga penduduk yang tinggal bisa mendapatkan kualitas hidup yang baik. AYO BACA Kasus Korupsi RTH Pemkot Bandung, KPK Tetapkan Satu TersangkaKualitas hidup itu berkaitan dengan pemenuhan hak-hak dasar, seperti pangan, perumahan, kesehatan, hingga pendidikan. Jika pertumbuhan penduduk tak terkendali, maka persoalan domestik lainnya, seperti lingkungan, mobilitas, ekonomi, hingga penegakkan hukum akan menjadi masalah susulan yang tak terhindarkan. Tak sampai di situ, DPPKB juga harus bersinergi dengan instansi terkait untuk mengantisipasi lonjakan penduduk berkaitan dengan daya tampung kota. Dengan begitu, setiap rancangan pembangunan dapat saling melengkapi secara utuh. âDPPKB harus sering ngobrol dengan Bappelitbang, misalnya. Karena perencanaan kota ada di sana, kota ini mau di bawa ke mana Bappelitbang yang tahu,â ujar Ema. Sementara itu, Kepala DPPKB, Andri Darusman mengatakan, grand desain pembangunan kependudukan yang dirancang Kota Bandung juga mencakup rekayasa ruang dan sumber daya agar setiap penduduk tetap mendapatkan kebutuhan dasar kehidupannya.
Oleh Rochajat Harun TEMPO dulu para kasepuhan Sunda pernah meramalkan bahwa nanti Bandung bakal âHeurin ku Tangtungâ. Artinya kota Bandung akan menjadi sebuah kota yang padat penduduk. Sekarang jadi kenyataan. Sebutan Bandung sebagai Parijs van Java atau Bandung Kota Kembang kini tinggal kenangan, terutama bagi sesepuh yang lahirnya sebelum tahun 50-an. Bahkan pernah kota Bandung dapat julukan sinis Bandung Pinuh ku Runtah, atau Bandung kota banjir. Sungguh 1957, saya ngumbara ke Bandung, melanjutkan sekolah di SMA 3, karena di Garut tempat kelahiran saya belum ada SMA. Saya tinggal di pinggiran Jalan Kacapiring, cost di perumahan karyawan PJKA, pinggiran jalan kereta api. Walaupun tinggal di pinggiran lintasan kereta api, namun keadaannya cukup tenang dan nyaman. Perumahan masih jarang, kendaraan masih sepi, tak ada gaungan motor maupun mobil. Ke sekolah di jalan Belitung naik sepedah kadangkala jalan kaki. Pinggiran jalan banyak tanaman bunga dan pepohonan nan rindang. Aduh, benar-benar nostalgia terhadap kota Bandung tempo dulu yang nyaman, tenang dan kini, 50 tahun kemudian, sebutan Bandung Heurin ku Tangtung itu benar-benar terasa. Tak hanya karena padatnya penduduk, namun juga karena padatnya kendaraan baik motor, maupun mobil roda empat. Memang masuknya teknologi moderen ini tak bisa dihindari. Tentunya dengan segala resiko dan dampaknya, bagi lingkungan hidup dan kehidupan penduduknya. Antara lain polusi udara yang semakin membahayakan, suhu kota Bandung jauh meningkat Tempo dulu suhu Bandung berkisar antara 20-22 derajat Celsius. Namun sekarang hampir tiap malam apalagi siang hari diatas 28 bahkan lebih dari 32 derajat celsius. Setiap malam terasa hareudang 70-an begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumoh pernah meramalkan, bahwa melihat pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta tidak adanya penataan dan penanganan lingkungan hidup, maka nanti pulau Jawa akan menjadi Pulau Kota. Saya teringat pula ucapan almarhum Prof Otto Sumarwoto, pakar lingkungan hidup dari ITB, yang menyarankan agar buah batu, yang dulu masih daerah persawahan, janganlah diganggu atau dijadikan daerah perumahan/ pemukiman. Sebab daerah itu merupakan cekungan wilayah Bandung untuk penampungan air tanah. Tapi sekarang? Daerah Buah Batu yang dulunya terdapat hamparan sawah kini telah ditanami dengan tanaman semen yang cukup padat. Baik berupa perumahan dinas, rumah-rumah kreditan maupun pula wilayah timur dan selatan Bandung, mulai Rancabolang, Bojongsoang, Cikoneng terus ke Dayeuhkolot dan sebagainya kini semakin padat dengan rumah-rumah pemukiman. Di daerah timur seperti daerah Cibiru, Pasirimpun, Cileunyi terus ke Rancaekek, kini sudah mulai dan akan terus dipadati perumahan dan bangunan pabrik. Ke sebelah utara mulai dari daerah Setiabudi, Cihideung yang dulunya merupakan daerah budidaya sayuran dan bunga-bungaan, terus ke daerah Lembang, Cisarua, Ciumbuleuit dan sebagainya, bahkan dilereng gunung Tangkuban Parahu, penuh sesak dengan berbagai tipe perumahan. Termasuk rumah-rumah mewah tempat peristirahatan yang nampaknya banyak yang tidak pernah para pakar lingkungan hidup berkoar-koar agar wilayah utara Bandung terutama didaerah perbukitan dan pinggiran hutan tidak lagi dijadikan wilayah permukiman, bahkan ada yang menyarankan agar dibongkar dan segera di hutankan kembali demi terjaminnya natural and forest conservation. Tapi, nyatanya operasi pembangunan jalan terus, semakin Bandung Heurin ku Tangtung sudah menjadi kenyataan, tidak hanya karena padatnya penduduk, namun juga semakin banyaknya bangunan perumahan dan pabrik, juga semakin padatnya kendaraan bermotor. Saya tidak bermaksud menyalahkan pemerintah maupun siapa-siapa. Tapi inilah fakta penyebab yang menyebabkan Bandung heurin ku Tangtung, suhu udara yang semakin naik, polusi sudah semakin tinggi diatas standar. Menurut hasil penelitian pakar Lingkungan Hidup, katanya kota Bandung ini tingkat polusinya paling tinggi dibandingkan dengan kota-kota besar lainnyadi mudah-mudahan hal ini akan menyadarkan kita semua, baik pihak pemerintah, para investor bangunan, maupun insan penduduk kota Bandung dan para pendatang dari Jakarta dan sebagainya, agar benar-benar menyadari, memperhatikan dan terus mengupayakan agar faktor-faktor yang tadi sebagian telah diuraikan, yang banyak mempengaruhi kerusakan lingkungan hidup kota Bandung dan sekitarnya ini benar-benar dapat dihindari. Ini memerlukan kesadaran dan tindakan semua pihak, terutama perlunya perencanaan dan penataan lingkungan hidup yang lebih strategis, holistik dan sinergis dan workable. Semoga !***Sumber
Guru bahasa Sunda di SMP dulu yang mengajarkan pada saya tentang istilah Bandung heurin ku tangtung, sebuah pandangan jauh ke masa depan dari PH Mustopha seorang pemuka agama di Bandung pada abad 19. Terjemahan langsungnya adalah Bandung sesak oleh manusia, tapi maksudnya Bandung akan padat penduduk. Tatar Bandung menurut sejarahwan alm Haryoto Kunto dibuka di tengah belantara tatar Pasundan oleh tentara Belanda atau Inggris lupa, untuk lengkapnya silahkan baca Bandoeng Tempo Dulu karya Haryoto Kunto yang sedsng dihukum, kurun waktu sekitar tahun 1700-an. Aslinya wilayah Bandung adalah desa-desa terpencil yang berada diantara wilayah kerajaan Galuh sekarang menjadi wilayah kabupaten Garut, Sumedang dll dan Padjadjaran yang berpusat di wilayah Bogor sekarang. Karena itu ga heran kalau tahun 1800-an Bandung dikuasai oleh orang-orang keturunan Eropa dan masih merupakan kota yang sepi. Tapi PH Mustopha meramalkan bahwa Bandung masa depan akan menjadi daerah berkembang dan padat penduduk, sementara Sumedang yang saat itu masih menjadi daerah terkemuka perlahan-lahan akan tergeser kemajuannya oleh Bandung, sedangkan wilayah Tasikmalaya akan menjadi daerah yang makmur dibanding Sumedang. Prediksi itu benar-benar nyata sekarang. Penduduk Bandung menjadi sangat padat sekali. Kemacetan lalu lintas terjadi dimana saja. Hampir tidak mungkin memacu kendaraan dengan kecepatan diatas 60 km/jam. Mungkin kecepatan rata-rata kendaraan di Bandung hanya 40 km/jam. Super lelet, untungnya jarak dari satu tempat ke tempat lain tidak jauh. Berbeda dengan Jakarta yang di hari libur menjadi lengang, long weekend untuk penduduk Bandung berarti membuang waktu dijalan yang lebih lama karena invasi kendaraan turis lokal yang membuat jalan semakin macet. Buat saya kalau sedang pulang ke Bandung berarti lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja. Malahan jadi sering tidak update dengan tempat-tempat jajan enak yang menjadi sasaran turis lokal, katro deh. Menguasai jalur angkot di Bandung adalah salah satu taktik mencapai suatu tempat dengan mudah, murah dan cepat. Trik-nya adalah berpindah-pindah angkot di jalur-jalur macet. Kelemahannya memang bikin capek, turun naik angkot dan lebih relatif lebih mahal tetep aja lebih murah dibanding naik taksi Bandung yang tidak ber-argo. Tapi tetap ada resiko juga untuk terjebak kemacetan hari libur. Dan kesialan itu saya alami hari minggu yang lalu. Terjebak macet di Gasibu!! Lapangan depan gedung sate yg jadi pasar kaget setiap hari minggu rupanya mengadakan acara tertentu. Panitia sama sekali tidak memikirkan jalan alternatif untuk kendaraan umum. Semua jalan tikus terblok habis oleh pedagang2 kagetan, parkir motor dan orang yang berjalan kaki. Walaupun angkot yang saya naiki sudah mengantisipasi sebuah jalan alternatif tapi tetap terjebak dengan lautan manusia dan parkir motor sembarangan di area perimeter yang cukup jauh dari Gasibu. Stucked, ga bisa maju atau mundur, interlocking sampai ga bisa digambarkan lagi dengan narasi. Estimasi saya keruwetan ini akan mencair cukup lama, daripada bego saya turun dan bermaksud jalan sedikit sampai keluar wilayah itu. Gilanya, untuk berjalanpun ternyata merupakan perjuangan lain, berdesak-desakan & beringsut-ingsut seperti orang mau masuk stadion bola saja. Sambil jalan di otak saya bergema Bandung heurin ku tangtung sudah menjadi kenyataan
Bandung yang sejak dulu sudah heurin ku tangtung, di sana-sini padat oleh gedung perkantoran, pusat pelayanan publik, pusat perbelanjaan dan keramaian kota, bangunan rumah warga bertebaran di segala penjuru angin dan menyebar sampai ke pelosok-pelosok, nyaris tak ada lagi keindahan alam yang bisa dijual kepada wisatawan. Untungnya, Bandung memiliki budaya dan wisata sebagai âkomoditas andalanâ sekaligus merupakan daya tariknya, sehingga setiap saat tak pernah sepi dari pengunjung. Banyak alasan orang luar daerah, luar Jawa atau dari luar negeri berkunjung ke Bandung. Yang jelas, meski kunjungannya dalam rangka dinas, urusan bisnis, tugas belajar atau keperluan lain, mereka selalu menyempatkan diri untuk berwisata di Bandung. Lalu apa yang membuat Bandung semakin terkenal ? PARIWISATA TERLENGKAP DI JAWA BARAT Dalam dunia pariwisata, budaya memang ibarat gula yang dicari ke sana kemari dan selalu dikerubuti oleh semut. Arti semut di sini adalah wisatawan. Karena yang diandalkan budaya, culture, inilah kunci ide Kota Bandung dalam mengembangkan kepariwisataan dengan menanamkan pengertian yang berpendidikan mengenai budaya pariwisata kepada masyarakat nya. Adapun wisata yang menjadi prioritas Kota Bandung adalah Wisata Alam, Bagaimana tidak? Lokasi Kota Bandung berada ditengah pegunungan yang terbagi menjadi banyak ragam wisata. Pegunungan dijadikan sebagai puncak wisata, pendakian, perkemahan. Sungai menjadi andalan body rafting dan berbagai permainan playing ground. Tersedia air panas alami sebagai sumber wisata spa dan pemandian air panas. Taman sebagai rekreasi wisata kota dengan ragam dan tema yang berbeda dan masih banyak lagi. Wisata Kuliner, Lokasi kuliner yang paling popular di Kota Bandung adalah Dago Pakar. Disana merupakan salah-satu tempat mojang jajaka bandung untuk nongkrong. Nongkrong adalah istilah anak muda bandung untuk wisata kuliner. Bukan sekedar nongkrong menikmati suasana alam ataupun kota tetapi telah menjadi kebiasaan sebagai sarana berkumpul dengan teman, pacar dan keluarga. Aneka ragam kuliner yang lengkap mulai dari kuliner khas sunda hingga mancanegara menjadi daya tarik yang unggul bagi wisatawan. Bukan hanya itu, area lokasi kuliner juga hampir semuanya dilengkap berbagai kebutuhan umum seperti charge hp, wifi gratis, televisi, musola, life music. Kota Bandung juga menegaskan agar semua lokasi wisata dilengkapi fasilitas tersebut. Wisata Edukasi, Bandung memiliki banya sekali wisata yang bermanfaat untuk ilmu pengetahuan seperti museum, bangunan bersejarah, balai-balai penelitian keilmuan dan perindustrian, perguruan tinggi, atraksi seni. Adanya peninggalan sersebut menjadikan Kota Bandung memiliki sejuta sejarah yang perlu diketahui banyak orang. Sejarah ini menjadi nilai jual yang unik sebagai wisata edukasi yang berkualtias. Wisata Belanja, Pertumbungan Industri Tekstil di Bandung menjadi modal besar bagi para pengrajin. Berbagai macam produk feysen dibuat untuk memenuhi permintaan pasar yang mendunia. Ada banyak jenis kualitas tergantung dari Brand itu sendiri. Bandung adalah kota kreatif, karena itulah banyak Lokal Brand yang muncul dari kota ini. Mulai dari pengrajin hingga brand dengan kualitas super. Beberapa lokasi pengrajin yang terkenal adalah Cibauyut â Pengrajin sepatu, Kiaracondong â Sentra Keramik, Cigondewah â Sentra Kain, dan masih banyak KOTA TUJUAN PENDIDIKAN KELAS DUNIA Bandung memiliki 6 perguruan tinggi negeri yaitu ITB, UNPAD, UPI, STSI, Polban, Polman dan lebih dari 100 Perguruan tinggi swasta seperti UNPAR, Telkom, ITENAS, NHI. Kualitas pendidikan yang baik serta berkompetesi setara dunia terbukti dengan banyak dihasilkannya lulusan yang sukses didunia kerja ataupun bisnis. Pemerintah juga mendukung dengan banyak program untuk mendanai kreatifitas mahasiswa diberbagai sektor baik teknik, kedokteran, wirausaha, desain, dll melalui beasiswa ataupun program Pekan Kreatifitas Mahasiswa PKM, Program Mahasiswa Wirausaha PMW yang diadakan oleh DIKTI. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI YANG MERAKYAT Sadar akan banyak kelebihan yang bisa diolah. Pemerintah, Ilmuan, Mahasiswa, dan Masyarakat bergotong royong untuk mengembangan potensi alam dan teknologi masadepan. Hal ini terbukti dengan berkembanganya teknologi baru seperti pembuatan Bio etanol dari singkong, robotik terutama pembuatan drone, Kincir air di kawasan kecil sebagai penerangan mandiri. pengusaan dunia hacker internet, pengembangan bisnis online, dan munculnya jenis bisnis startup baru. Pemerintah juga mendukung dengan memfasilitasi dan mendanai diberbagai riset dan penelitian bahkan turun langsung untuk merealisasikan pembangunan new-tech seperti kereta monorel, jembatan kota, kolam penampungan banjir bahkan pengembangan fasilitas rakyat secara online. PERKEMBANGAN FASILITAS UMUM MENGIKUTI TREND GLOBAL Tidak mungkin suatu daerah dapat berkembang, jika tidak tersedia infrastruktur dan suprastruktur yang dibangun pemerintah. Meski kedua komponen itu sudah tersedia, pemerintah pun harus bekerja keras menciptakan kepuasan bagi rakyatnya. Agar semakin berkembang pemerintah juga menerapkan program yang baik bagi dunia usaha, sehingga investor bergairah menanamkan modalnya dan membangun berbagai fasilitas kota. Ridwan kamil, pemerintah Bandung selalu mengerti keinginan rakyatnya. Mulai dari Bandros bis wisata kota, pembangunan tempat rekreasi keluarga seperti taman-taman kota, Bis sekolah untuk transfortasi aman & gratis khusus pelajar, fasilitas internet diberbagai tempat termasuk tempat ibadah, transfortasi online, dan masih banyak lagi. Menjadi modal dasar untuk mengembangkan Kota Bandung. Hal lain terlihat semakin banyaknya hotel yang dibangun di Kota Bandung berikut restoran, cafĂ©, mall, pusat perbelanjaan pakaian dan souvenir, biro perjalanan, dan berbagai fasilitas lain menjadi daya tarik bagi wisatawan. Beberapa pengembangan yang ada saat ini seperti Gelanggang Olahraga Stadion GBLA, Gelanggang PON Arcamanik, Taman Bermain Taman Jomblo, Taman Film, Taman Musik, Taman Mesjid Agung, Shopping mall Factory outlet Distro PVJ, BIP, IP, BTC, Transtudio, Car Free Day/night Dago, Braga. Perkembangan seperti sekarang ini merupakan indikasi dari sikap pemerintah dan warga bandung secara sengaja membangun fasilitas tersebut untuk kemudahan dan kenyamanan orang-orang yang berkunjung. RAGAM KOMUNITAS TINGKAT NASIONAL [EMAIL][/EMAIL] Pembangunan ekonomi kreatif, memang tak akan lepas dari jejaring pasar. Komunitas lah yang ikut serta dalam menghasilkan pengembangan strategi dan realisasi. Mereka menciptakan Bandung sebagai Kota Kreatif yang siap berkompetisi, berkolaborasi dan berelaborasi di tingkat global. Di Kota Bandung, komunitas tidak hanya sekedar mencintai hal tertentu tetapi turut mengembangkan dan memasarkannya. Mereka juga andil dalam berbagai kompetesi membawa Kota Bandung menjadi kota kreatif dunia. Beberapa komunitas yang berprestasi seperti komunitas Lokal Brand, Viking Persib, Rumah Cemara, Bandung robotic & drone, blogger bandung, bahkan hingga komunitas sepeda ontel pun ada di Kota Bandung. Inilah yang menjadi keunikan bandung semakin dikenal dan berkembang. TRENSETER FEYSEN MANCANERAGA Bandung adalah salah satu kota di Asia Tenggara yang memiliki komunitas paling banyak diantara kota-kota lainnya. Makanya tak heran beberapa trendsetter yang pernah mewabah di tanah air ini, bisa jadi awalnya berawal dari Bandung. Demikianlah adanya, anak-anak muda Bandung memang dikenal begitu kreatif dan inovatif. Beragam komunitas, mereka bentuk berdasarkan kesamaan interes. BANDUNG MOJANG PRIANGAN PENCETUS AKTOR/ARTIS INDONESIA Mojang Bandung diambil dari Bahasa sunda yang artinya adalah gadis / wanita Bandung. Sudah bukan rahasia lagi jika Bandung terkenal dengan para anak-muda nya yang memiliki berbagai macam bakat dan kreatifitas yang dapat dibanggakan serta didukung oleh paras cantik khas Sunda yang menjadi keturuan secara alami. Ditambah lagi bahwa Kota Bandung merupakan kiblat feysen di Indonesia yang menambah lengkapnya kecantikan mojang Bandung. SUMBER BANDUNG JUARA 20-10-2016 2202 bandung cwe2 nya 20-10-2016 2203 tau gak kenapa disebut kota kembang? 20-10-2016 2204 Kaskus Maniac Posts 8,363 QuoteOriginal Posted By unwellâștau gak kenapa disebut kota kembang? setau ane sih katanya bandung lautan asmara enelan gak sih gan 20-10-2016 2205 Kaskus Maniac Posts 7,492 Dulu medan lebih terkenal dr bandung. Sekarang sebaliknya. Kpn medan berubah lebih baik setara dengan kota2 besar di Asean. 20-10-2016 2206 KASKUS Maniac Posts 8,919 Karena bandung pernah jadi lautan api Itu sudah 20-10-2016 2210 KASKUS Maniac Posts 5,777 sayang bandung ga punya pantai.. 20-10-2016 2212 QuoteOriginal Posted By unwellâștau gak kenapa disebut kota kembang? itu mah Itenas gan 20-10-2016 2224 Kaskus Maniac Posts 5,094 krn teteh nya geulis pisan euy... tujuan wisata len*ir.. 20-10-2016 2227 Kaskus Addict Posts 3,489 kota overrated 20-10-2016 2230 Kaskus Addict Posts 2,347 kampusnya bejibun itb, unpad, upi, ipdn juga deh. hawanya adem juga 20-10-2016 2231 Quote Yang begimana tuh gan? 20-10-2016 2239 KASKUS Maniac Posts 7,796 Bandung heurin....rungsing....teu kawas bareto, tiis enyoy kapungkur mah 20-10-2016 2239 QuoteOriginal Posted By ridjadâș Yang begimana tuh gan? masa gw mesti munculin pideo 3gp gw disini sama beberapa model majalah dewasa sih..... nnti disini yg ngumpul bkn tak atau bung lg tp baik lg 20-10-2016 2243 KASKUS Addict Posts 2,870 Tai.. kalo weekend penuh manusia alay kalo terkenal wisata alaynya ane setuju, kayak kuliner alay yg dinamain macem2,dll 20-10-2016 2245 Kaskus Addict Posts 1,528 Hampir semua kelebihan Bandung sudah disebut diatas Dan kelebihan bandung yang paling utama buat ane, hampir ga da ormas2 rese disini Mau wisata,mau usaha, mau jadi tempat hidup, semua enak di bandung.. Meskipun pendatang, menurut ane kota Bandung adalah yang terbaik di Indonesia.. 20-10-2016 2248 Kaskus Addict Posts 3,092 Bandung macetnya gak beda sama jakarta skrg... Tiap weekend mau ke pvj harus tempuh 2-3 jam. Oke kann... 20-10-2016 2300
bandung heurin ku tangtung